> -->
Loading...

3 Hikmah Yang Harus Kita Diperiksa dari Acara Makan Mayit

Sahabat Ummi, pernah ikut acara makan malam bertajuk "Makan Mayit"? Acara yang merupakan 'karya seni' untuk percobaan propaganda ini menyajikan makanan vegetarian di dalam perut dan kepala boneka bayi, seolah-olah itu adalah organ dalam sang bayi, lalu puding berbentuk janin dan juga otak bayi yang dibuat nampak seperti berdarah-darah. Astaghfirullah.

Acara ini menuai banyak kecaman dan protes masyarakat, termasuk dari menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) yang menyatakan acara Makan Mayit ini telah melanggar norma kepatutan, kesusilaan, dan agama. Karena negara melindungi anak-anak Indonesia sejak dari kandungan.

Akankah, selain memprotes event kanibalisme ini, sebenarnya selalu ada hikmah yang semestinya kita renungkan, 3 di berikut ini:

1. Bahaya propaganda

Sesuatu yang didengungkan terus-terus, dibiarkan dipromosikan di mana-mana, lama-kelamaan akan melunturkan sensitivitas kita terhadap sesuatu tersebut.

Misalnya soal perceraian dan perselingkuhan. Perceraian, perbuatan selingkuh adalah sesuatu yang 'luar biasa' negatif, tapi karena selebritis dan terus-terusan disorot media, akhirnya masyarakat tidak lagi menganggap perceraian dan perselingkuhan sebagai aib, seolah-olah itu sama hal yang biasa saja.

Demikianlah propaganda bekerja secara halus dan sering tidak disadari. Orang yang sudah lama ini bisa meluntur, dan manusia makin kehilangan kemanusiaannya.

Harus ada tindakan tegas untuk menghilangkan propaganda negatif ini meluas.

 2. Pentingnya nahi munkar

Setiap muslim punya hukum ganti kemungkaran. Wahai mendiamkan adanya kemungkaran ada pilihan bagi kita yang beriman.

Kalau di masa depan kejahiliahan kembali dilakukan, mengubur hidup-hidup bayi dan anak perempuan, bukankah bisa jadi 'diamnya' kita terhadap acara tak suka seperti ini ikut memberikan sumbangsih?

 3. Sadari eksistensi para penyembah setan

Menjadikan bayi / anak sebagai tumbal merupakan salah satu ritual pemujaan setan, dan nyata dilakukan oleh para penyembah setan. Dan perbuatan yang mengimitasi ritual ini sama sekali tidak bisa disebut seni.

Pada kesaksian Jim Stone, seorang jurnalis berkebangsaan Amerika-Kanada, tentang ritual pemujaan setan di dunia Barat dengan tumbal (korban) bayi / anak, menjelaskan tumbal bayi / anak untuk Lucifer (Iblis) adalah bukti taatnya mereka pada Iblis. (Sumber: Kompasiana)

Jadi sebenarnya, acara Makan Mayit ini bisa menjadi alarm bagi kita yang mengaku sebagai 'hamba Allah', ada banyak 'hamba setan' di luar sana yang mencoba menyeret generasi muda untuk melakukan hal-hal nyeleneh.

Administrator
Redaktur Ummi Digital


0 Response to "3 Hikmah Yang Harus Kita Diperiksa dari Acara Makan Mayit"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Loading...

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Loading...