> -->
Loading...

Setiap Jumat Arwah Orang Yang Sudah Meninggal Kembali Kerumah? Benarkah ??


Benarkah??

Sering kita dengar bahwa arwah keluarga atau saudara kita pada setiap malam jum’at pulang ke rumah, sehingga kita dianjurkan membacakan al-fatihah dan surat-surat lain untuknya, apakah hal itu hanya mitos ataukah memang demikian?
Nah, keyakinan ruh kembali kepada keluarganya di alam nyata setiap malam jum’at bertentangan dengan Al-Quran dan sunah, karena :

1. Allah mengingkari permintaan orang mati untuk dikembalikan ke dunia

حَتَّى إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ ( ) لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ كَلَّا إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ

(Demikianlah Keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, Dia berkata: “Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia), ( ) agar aku bisa berbuat amal yang saleh yang telah aku tinggalkan. sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah Perkataan yang dia ucapkan saja. dan di hadapan mereka ada dinding sampal hari mereka dibangkitkan. (QS. Al-Mukminun: 99 – 100)

Allah mengabarkan bagaimana orang kafir menyesali hidupnya. Mereka berharap agar dikembalikan ke dunia di detik-detik menghadapi kematian. Sehingga mereka mendapat tambahan usia untuk memperbaiki dirinya. Namun itu hanya ucapan lisan, yang sama sekali tidak bermanfaat baginya. Kemudian Allah menyatakan bahwa setelah mereka mati akan ada barzakh, dinding pemisah antara dirinya dengan kehidupan dunia. Mereka yang sudah memasuki barzakh, tidak akan lagi bisa keluar darinya. (Tafsir As-Sa’di, hlm. 559).

2. Ruh mereka berada di alam yang lain, alam kubur, yang berbeda dengan alam dunia

Pada surat Al-Mukminun di atas, Allah telah menegaskan bahwa ada barzakh (dinding pemisah) antara orang yang telah meninggal dan kehidupan dunia.

Dan itu terjadi sejak mereka meninggal dunia.

Selanjutnya masing-masing sudah sibuk dengan balasan yang Allah berikan kepada mereka.

Ruh orang baik, berada di tempat yang baik, sebaliknya, ruh orang jelek berada di tempat yang jelek.

Dalam sebuah riwayat, seorang tabiin bernama Masruq pernah bertanya kepada sahabat Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, tentang tafsir firman Allah,

وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتًا بَلْ أَحْيَاءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ

Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezki. (QS. Ali Imran: 169)

Ibnu Mas’ud menjawab, “Saya pernah tanyakan hal ini kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan beliau menjawab,

أرواحهم في جوف طير خضر لها قناديل معلقة بالعرش تسرح من الجنة حيث شاءت ثم تأوي إلى تلك القناديل فاطلع إليهم ربهم اطلاعة ، فقال : هل تشتهون شيئا ؟ قالوا : أي شيء نشتهي ونحن نسرح من الجنة حيث شئنا . ففعل ذلك بهم ثلاث مرات ، فلما رأوا أنهم لن يُترَكوا من أن يَسألوا قالوا : يا رب نريد أن ترد أرواحنا في أجسادنا حتى نقتل في سبيلك مرة أخرى ، فلما رأى أن ليس لهم حاجة تُركوا

“Ruh-ruh mereka di perut burung hijau. Burung ini memiliki sarang yang tergantung di bawah ‘Arsy. Mereka bisa terbang kemanapun di surga yang mereka inginkan. Kemudian mereka kembali ke sarangnya. Kemudian Allah memperhatikan mereka, dan berfirman: ‘Apakah kalian menginginkan sesuatu?’ Mereka menjawab: ‘Apa lagi yang kami inginkan, sementara kami bisa terbang di surga ke manapun yang kami inginkan.’ Namun Allah selalu menanyai mereka 3 kali. Sehingga ketika mereka merasa akan selalu ditanya, mereka meminta: ‘Ya Allah, kami ingin Engkau mengembalikan ruh kami di jasad kami, sehingga kami bisa berperang di jalan-Mu untuk kedua kalinya.’ Ketika Allah melihat mereka sudah tidak membutuhkan apapun lagi, mereka ditinggalkan.” (HR. Muslim no. 1887)

Kemudian disebutkan dalam riwayat dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لما أُصِيب إخوانكم بأُحُد جعل الله أرواحهم في جوف طير خضر تَرِد أنهار الجنة تأكل من ثمارها وتأوي إلى قناديل من ذهب معلقة في ظل العرش ، فلما وجدوا طيب مأكلهم ومشربهم ومَقِيلهم قالوا : من يُبلِّغ إخواننا عنّـا أنا أحياء في الجنة نُرزق لئلا يزهدوا في الجهاد ولا ينكلوا عند الحرب ، فقال الله سبحانه أنا أبلغهم عنكم . قال فأنزل الله : ( ولا تحسبن الذين قتلوا في سبيل الله )

Ketika saudara kalian meninggal di perang Uhud, Allah menjadikan ruh mereka di perut burung hijau. Mendatangi sungai surga, makan buah surga, dan beristirahat di sarang dari emas, menggantung di bawah ‘Arsy. Ketika mereka merasakan lezatnya makanan, minuman, dan tempat istirahat, mereka mengatakan: ‘Siapa yang bisa memberi tahu kepada saudara-saudara muslim lainnya tentang kabar kami bahwa kami hidup di surga, dan kami mendapat rizki. Agar mereka tidak menghindari jihad dan tidak pengecut ketika perang. Lalu Allah menjawab: ‘Aku yang akan sampaikan kabar kalian kepada mereka.’ Kemudian Allah menurunkan firman-Nya: “Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya…”
(HR. Abu Daud 2520)
Demikian pula ruh orang yang jahat. Mereka mendapat hukuman dari Allah sesuai dengan kemaksiatan yang mereka lakukan.

Jika ruh itu bisa kembali dan tinggal bersama keluarganya selama rentang tertentu, tentu yang paling layak mendapatkan keadaan ini adalah ruh para nabi, para sahabat, atau para syuhada yang meninggal di medan jihad.

Sementara hadits -hadits di atas merupakan bukti bahwa hal itu tidak terjadi. Allah tempatkan ruh mereka di surga, dan terpisah sepenuhnya dengan alam dunia.

Isyarat Mendoakan Orang yang sudah meninggal.
Namun kita sebagai orang yang masih hidup diisyaratkan untuk mendoakan orang yang sudah meninggal termasuk orang tua kita.
Sabda Rasulullah saw yang diriwayatkan oleh Imam Muslim

”Apabila seorang manusia meninggal maka terputus amalnya kecuali yang tiga, sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak shaleh yang mendoakannya.”

Imam Nawawi didalam ”Syarh” nya menyebutkan bahwa para ulama mengatakan,”Makna hadits itu adalah amal orang yang meninggal terputus dengan kematiannya dan terputuslah jawaban baginya kecuali tiga hal karena dirinya yang menjadi sebab itu semua. Sesungguhnya anak merupakan hasil dari usahanya demikian pula ilmu yang ditinggalkannya dari pengajaran atau karya-karyanya serta sedekah jariyah adalah wakaf.”

Imam Nawawi juga menyebutkan bahwa didalam hadits itu dijelaskan bahwa doa pahalanya akan sampai kepada si mayit, demikian pula sedekah, keduanya adalah perkara yang telah disepakati… (Shahih Muslim bi Syarhin Nawawi juz XI juz 122 – 123)

Makna anak yang shaleh adalah anak yang berasal dari sulbinya (keturunannya). Akan tetapi apabila doa itu berasal dari orang lain (muslim) untuk saudaranya yang muslim maka doa itu pun dapat bermanfaat bagi si mayit, sebagaimana sanjungan Allah swt kepada orang-orang beriman yang datang setelah saudara-saudara mereka kemudian mendoakan mereka dengan doanya :

وَالَّذِينَ جَاؤُوا مِن بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ

Artinya : ”Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa: “Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan Saudara-saudara kami yang Telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Hasyr : 10)

Didalam doa tasyahud juga disebutkan

”Semoga kesejahteraan bagimu wahai Nabi juga rahmat dan berkah Allah. Semoga kesejahteraan juga kepada kami dan hamba-hamba Allah yang shaleh” Sesungguhnya apabila dia mengatakan hal itu maka akan mengenai setiap hamba yang shaleh di langit dan bumi.” (HR. Bukhori)

Juga hadits Abu Darda

Bahwa Rasulullah saw bersabda,”Tidaklah seorang muslim mendoakan saudaranya ketika (orang yang didoakan itu) tidak ada kecuali para malaikat akan mengatakan, ’Bagi kamu juga seperti itu.” (HR. Muslim)

Disyariatkannya doa seorang muslim untuk kaum muslimin yang telah meninggal apabila dia melintasi pemakaman, sebagaimana didalam hadits Buraidah berkata, ”Rasulullah saw mengajari mereka apabila keluar menuju pemakaman hendaklah mengatakan,’

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ أَهْلَ الدِّيَارِ مِنْ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُسْلِمِينَ وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللَّهُ َلَاحِقُونَ أَسْأَلُ اللَّهَ لَنَا وَلَكُمْ الْعَافِيَةَ
Artinya “Semoga kesejahteraan bagi kalian wahai para penghuni kubur dari kalangan mukminin dan muslimin. Dan sesungguhnya kami insya Allah akan menyusul. Aku meminta kepada Allah keselamatan buat kami dan kalian.” (HR. Muslim)

Demikian pula doa untuk mayit ketika menshalatinya, didalam hadits Abu Hurairoh berkata,”Aku mendengar Rasulullah saw bersabda,”Apabila kalian menshalati seorang mayit maka ikhlaskanlah doamu untuknya.” (HR. Abu Daud)

Demikianlah penjelasan tentang arwah orang yang sudah meninggal kembali pulang pada malam jumat yang dilansir wajibbaca.com dari berbagai sumber. Wallahu A’lam bishawab



Sumber/foto/artikelasal:Wajibbaca.com

0 Response to "Setiap Jumat Arwah Orang Yang Sudah Meninggal Kembali Kerumah? Benarkah ??"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Loading...

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Loading...